Sunday, March 31, 2013

Renungan by Teguh Sukaryo : Musik dan Performer

Dalam dunia publikasi performer sering dielu-elukan sebagai bintang. Namun bagi musik, kerendahan hati dan kejujuran si performer adalah syarat mutlak. Musik memiliki "ego"nya sendiri yakni spiritnya yang abadi, yang muncul dalam perwujudan artistic wonder and serenity. Musik akan enggan untuk menyatakan diri jika ego performer mendominasi. Layanilah keinginan musik, bukan keinginan kita (read: untuk show off misalnya). Rasakan spirit dan arah dari musik, dukunglah kepentingan penghidupan spirit ini yang meminta kesungguhan hati yang tidak terkontaminasi. Pahamlah kehendak musik dengan kerendahan hati kita. Hilangkan ego kita dan layanilah musik. Inilah jenis kolaborasi yang sebenarnya untuk sebuah pernyataan musik yang luar biasa, yang akan menginspirasi banyak orang. Musik adalah setia dan janjinya tidak pernah meleset. Jika kita bersungguh-sungguh dan jujur, musik menyatu dengan kita. Jika kita mementingkan diri kita, musik segera menghilang. "Musik dan Performer", bukan "Musik vs Performer".

Friday, March 15, 2013


"Kaloek toean djalan dahoeloe" Maleische Liederen no. 5 by Constant van de Wall.

Kalaoek toean djalan dahoeloe,
Tjarikan sja daoen Kambodja.
Kaloek toean mati dahoeloe,
Nantikan saja di pintoe Soearga


See the video here :
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=-ZhvFbHaO6I 


Nina Bobo by Constant van de Wall

Nina, nina bobo,
Nina maoe tidor,
Nina tidor manis.
Besoek main lagi.
Besoek kaloek panas
Mandi dalam kali.
Nina, nina bobo!


See the video here :




Tuesday, March 5, 2013

Review "Recital Duo of Teguh Sukaryo and Rudolf Koelman" di Erasmus Huis, Jakarta, 15 Februari 2013

Pianis Teguh Sukaryo dan pebiola dunia Rudolf Koelman berhasil membius penonton.

Dengan raut muka tersenyum Teguh Sukaryo memainkan pianonya. Tak mau kalah, Rudolf Koelman pun membalas dengan biolanya. Mereka bersahut-sahutan mendendangkan melodi indah yang keluar dari instrumen tersebut. 

Begitulah aksi mereka di panggung saat membawakan "Sonata for Violin and Piano K. 301" karya Wolfgang Amadeus Mozart. Lagu yang diciptakan Mozart pada 1778 mampu membius penonton. 

Malam itu, pianis Teguh berkolaborasi dengan pebiola asal Belanda Koelman dalam rangkaian turnya ke Indonesia, di Erasmus Huis, Jakarta, Jumat (15/2). 

Read the full review here
http://www.shnews.co/detile-14992-kolaborasi-indah-dua-negara.html


Romantisme berbuai pekat, inilah nuansa yang begitu terasa di malam Sabtu ini. Adalah resital oleh biolinis Belanda Rudolf Koelman dan pianis Indonesia Teguh Sukaryo yang menjadi titik sorot malam itu di pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis. 

Rudolf yang adalah mantan concertmaster orkes terbaik dunia Royal Concertgebouw Orchestra berdasarkan media The Guardian tahun 2008, sungguh memancarkan cahayanya. Permainannya yang lugas, musikal disertai ketebalan vibratti yang begitu mengena sungguh menandakan level seorang concertmaster pun seorang solois di level dunia. Dalam permainan pemain biolin yang kini menjadi profesor di Sekolah Tinggi Seni Zurich ini, tersirat akar yang kuat pada permainan permainan kolaboratif yang saling mendukung dan peka. Sungguh terlihat bagaimana ia menguasai seluk beluk instrumennya dan berusaha mengeluarkan detail suara terbaik dari instrument yang ada di tangannya.

Read the full review here :
http://mikebm.wordpress.com/2013/02/16/gelora-kolaborasi-koelman-dan-sukaryo/